Senin, 30 Juni 2014

Anjuran Untuk Bertawasul



Tahukan sahabat apa itu tawasul, tawasul ialah berdo'a kepada Allah dengan melalui perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kita ataupun melalui orang shaleh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat dengan Allah.
Tawasul sangat dianjurkan dalam keadaan tertentu, misalkan apabila usaha kita sudah maksimal tetapi Allah belum juga mengabulkan apa yang kita inginkan, maka bertawasullah, dan apabila sudah bertawasul tetapi harapan kita masih belum diijabah oleh Allah, maka berbaik sangkalah kepada-Nya, sebab Dia lah yang maha mengetahu, dan sesungguhnya Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan.



Barakallahu...



Ada kisah menarik yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim tentang tawasul,



Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Khaththab ra, berkata “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Tiga orang dari kaum sebelum kalian  berjalan-jalan hingga mereka bermalam disebuah gua (tiba-tiba), sebuah batu besar jatuh dari gunung, dan menutupi pintu gua. Mereka berkata, “Tidak aka nada yang mampu menyelamatkan kita dari  abut besar ini, kecuali jika kita berdo’a kepada Allah dengan amal baik kita.”
Orang pertama berkata, “Ya Allah, aku memiliki dua orang tua yang sudah lanjut usia. Aku tidak pernah mendahulukan keluarga atau budak untuk minum susu (disore hari) sebelum mereka berdua. Pada suatu hari, aku terlalu jauh mencari pepohonan (kayu bakar) hingga aku tidak pulang kecuali keduanya sudah tidur. Lalu aku memerah susu untuk mereka, tapi mereka sudah tidur.
Aku tidak ingin membangunkan mereka, tapi aku juga tidak ingin memberikan susu ini kepada keluargaku (anak dan isteri) atau budak. Gelas itu tetap ada ditanganku menanti ke dua orang tua ku bangun hingga faraj terbit. Padahal anak-anak menjerit kelaparan dikaikiku. Keduanya (ayah dan Ibu) bangun lalu meminum air susu itu. Ya Allah jika perbuatanku ini untuk mencari keridhaan-Mu, maka singkirkanlah batu ini.” Batu itupun bergeser namun mereka belum bias keluar.
            Laki-laki yang lain berkata, “Ya Allah, sesungguhnya, aku mempunyai sepupu wanita yang sangat aku cintai,”. Didalam riwayat yang lain disebutkan, “Aku sangat mencintainya, sebagai seorang laki-laki mencintai wanita. Aku menginginkan dirinya (ingin menggaulinya), namun dia selalu menolak. Ketika ia ditimpa paceklik, ia datang meminta bantuan kepadaku. Aku memberinya 120 dinar, dengan syarat dia mau menyerahkan dirinya untukku. Diapun setuju, ketika aku sudah menguasainya… “Di dalam riwayat lain disebutkan, “ketika aku bersiap menggaulinya, ia berkata ‘Bertakwalah kepada Allah dan jangan kamu pecahkan tutup kecuali dengan cara yang sah’. Maka aku meninggalkannya, padahal dia adalah orang yang paling aku cintai. Emas (dinar) yang kuberikan kepadanya tidak aku ambil lagi. Ya Allah, jika perbuatanku itu untuk mencari keridhaan-Mu, maka berilah kamu jalan keluar dari cobaan ini.” Batu itupun bergeser namun mereka belum bidsa keluar.
Laki-laki ke tiga berkata, “Ya Allah, aku mempunyai sejumlah buruh. Aku berikan gaji mereka, kecuali satu orang, Ia pergi begitu saja dan tidak mengambil gajinya. Lalu, aku kembangakan gajinya itu, hingga menjadi banyak Beberapa tahun kemudian, ia datang kepadaku seraya berkata, ‘Tuan, barikan gajiku (yang dulu).’ Aku berkata, ‘Semua yang kamu lihat itu: unta, sapi, kambing, dan budak, adalah gajimu.’,‘Tuan, anda jangan menghinaku.’. ‘Aku tidak menghinamu.’


Lalu ia mengambil seluruhnya, ia menggiring seluruh ternak itu dan idak meninggalkan satupun. Ya Allah, jika perbuatan ini untuk mencari keridhaan-Mu, maka berikan kepada kami jalan keluar dari cobaan ini,” Batu itupun bereser dan mereka bertiga bias keluar.”” (H.R Bukhari dan Muslim)

Dari kisah tersebut bisa kita ambil hikmahnya, bahwa sesungguhnya Allah senantiasa mengabulkan do'a hambanya yang bertawasul. bagi sahabat yang mungkin sedang berusaha mencari jodoh, pekerjaan, atau mungkin ingin mempunyai keturunan tetapi masih belum dikabulkan oleh Allah, maka bertawasullah dengan amal unggulan anda. Sudahkan anda punya alam unggulan? :D

Selasa, 15 April 2014

Surat Dari Uang

Namaku uang atau duit...
Wajahku biasa saja kadang kumel fisikku juga lemah tapi jangan main-main aku bisa merombak tatanan kehidupan dunia ini...

Aku juga bisaa merombak merubah perilaku orang, aku bisa merubah sifat manusia karena manusia sangat mengidolakan aku tau...

Banyak orang yang merubah
kepribadiannya, mengkhianati teman, bahkan menjual tubuhnya, meninggalkan keyakinan
imannya demi aku, Padahal aku tidak mengerti mana yang soleh dan yang bejat tapi manusia malah mengukur aku jadi patokan kesuksesan, dianggap terhormat gara-gara ada
aku atau di hina gara-gara nggak punya aku.

Aku bukan Iblis tapi sering orang melakukan kekejian, kejahatan demi aku, aku juga nggak ngerti.
Aku bukan orang ketiga tapi banyak suami istri berantem gara-gara aku.
Anak-anak dan orang tua berselisih gara-gara aku bahkan ada yang mengharap harapkan bapaknya meninggal gara-gara warisan dalam bentuk aku.

Sudah sangat jelas aku bukan tuhan tapi manusia menyembah aku seperti menyembah tuhan bahkan kerap kali hamba tuhan lebih menghormati aku daripada menghormati tuhannya. Padahal jelas sudah dilarang
menghambakan uang.

Seharusnya aku yang melayani manusia tapi aneh malah manusia
yang menjadi budakku.
Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapapun tapi banyak orang yang rela mati demi aku, konyol benar.

Perlu aku ingatkan heeey.Aku hanya bisa menjadi resep beli obat tapi aku tidak mampu memperpanjang umur kalian. Kalau suatu hari engkau dipanggil Allah tuhanmu, aku tidak
bisa menemanimu apalagi menebus dosa-dosamu. Engkau sendiri yang akan menghadap tuhanmu dan akan menghadapi keadilannya, saat itu pasti tuhanmu akan bertanya.

Apakah selama hidup engkau mencari uang dengan cara yang hak dan memanfaatkannya dengan cara yang
hak pula atau sebaliknya atau menjadikan uang sebagai tuhanmu..?

Ini aku akan informasikan hal yang terakhir. Asal tau saja aku tidak ada di syurga loooh, jadi jangan cari aku disana.

Salam sayang dan salam mikir........

Uang


Dinukil dari ceramah Aa Gym

Jumat, 11 April 2014

Pacaran Itu Baik. (MUNGKIN) :v

Mungkin banyak diluaran sana yang bilang bahwa pacaran adalah masa-masa persiapan dan perkenalan sebelum pernikahan yang lebih baik dan lebih langgeng. Benarkah itu juga yang ada dipikiran anda?

Sayangnya, kenyataan tak berkata demikian. Lamanya masa pacaran sama sekali tidak memiliki korelasi positif dengan kebahagiaan pernikahan seseorang. Bahkan, sebaliknya, banak sekali pasangan-pasangan yang saya temui yang akhirnya merasa hambar setelah menikah, karena telah "tereksploitasi" sebelum menikah. Memang, tak semua pelaku pacaran seperti ini, tapi sebagian besar terjadi pada mereka yang pacaran. Akhirnya bumbu setelah menikah pun dirasa kurang gurih, menjemukan, dan tidak menantang. Sedih kan kalau harus seperti itu? :-(

Lalu yakinkah anda kalau pacaran memang benar-benar persiapan menikah? mari kita cek temuan di lapangan yang justeru menyimpan banyak keanehan, cek it dot:
  • Pacaran justeru membiasakan diri meniggikan dan memanjakan ego, sedangkan dalam pernikahan ego harus direndahkan,
  • Pacaran itu menuntut, sedangkan menikah itu harus menuntun,
  • Pacaran membiasakan mental konsumtif, sedangkan dalam pernikahan haruslah bermental produktif
  • Pacaran lebih menonjolkan sikap kekanak-kanakan, sedangkan pernikahan mengharuskan kita menjadi dewasa dan mengarunginya,
  • Pacaran sangat rentan akan janji palsu dan ketidaktegasan, sedangkan jalani pernikahan membuktikan komitmen dan ketegasan.
  • Dalam pacaran, yang dikenal hanya baik-baiknya, semakin lama masa pacaran semakin tebal topeng yang digunakan. Sedangkan dalam pernikahan, setiap hari topeng akan semakin terbuka, semua aib tersingkap dari ujung rambut sampai ujung kaki,
  • Menaku  menjadikan pacaran alasan belum mapan untuk menikah, tapi buktinya sering jalan-jalan menghambur-hamburkan uang kan? Nah ini memalukan. Sedangkan pernikahan mengharuskan anda (terutama pria) mentraktir seluruh kehidupan pasangan, bukan hanya makan-makan, nonton bioskop, atau have fun tak jelas.
  • masih banyak fakta lainnya. Anda ingin menambahkan? (Monggoooo...!!)
Tuh, ngga klop kan, konsep pacaran dijadikan alasan untuk mempersiapkan nikah? justeru hal tersebut hanya melatih mindset-mindset  yang kontraproduktif dengan kehidupan pernikahan itu sendiri.